Lengkapi Jadwal Imunisasi demi Anak Sehat dan Kuat

Lengkapi Jadwal Imunisasi demi Anak Sehat dan Kuat
Hari Anak Balita Nasional diperingati setiap tanggal 8 April, yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sebagai upaya untuk meningkatkan perhatian terhadap kesehatan dan perkembangan balita di seluruh Indonesia.
Peringatan nasional ini juga bertujuan untuk mengkampanyekan pentingnya memantau pertumbuhan dan perkembangan balita secara berkala, yang menjadi bagian penting dari upaya meningkatkan perhatian terhadap kesehatan anak di Indonesia.
Dengan adanya perhatian lebih terhadap kesehatan dan perkembangan balita, diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan. Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan anak balita yakni :
- Penuhi kebutuhan gizi seimbang sesuai usia
- Lakukan stimulasi perkembangan
- Penuhi layanan kesehatannya, berikan imunisasi, vitamin A, dan obat cacing sesuai usia
- Pantau pertumbuhan dan perkembangannya secara teratur.
Salah satu hal yang bisa dilakukan dalam menjaga kesehatan dan keselamatan anak balita adalah dengan menepati jadwal pemberian imunisasi. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan /meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Penyakit tersebut dikenal sebagai Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penting untuk memenuhi jadwal imunisasi agar anggota keluarga terhindar dari penyakit berbahaya.
Pemberian vaksin, baik untuk anak-anak maupun untuk dewasa, adalah cara pencegahan penyakit yang umum dilakukan. Vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang telah dilemahkan, atau protein mirip bakteri yang diperoleh dari pengembangan di laboratorium, bekerja mencegah penyakit dengan cara menimbulkan reaksi imunitas tubuh dan mempersiapkan tubuh untuk melawan serangan infeksi di kemudian hari.
Imunisasi pada umumnya aman diberikan. Namun, seperti juga obat-obatan lain, vaksin pun berpotensi menimbulkan efek samping. Meski demikian, efek samping imunisasi mengakibatkan risiko yang lebih kecil jika dibandingkan risiko penyakit yang bisa muncul akibat tidak menjalani imunisasi. Efek samping yang paling umum terjadi setelah diimunisasi antara lain adalah demam ringan, kemerahan, dan bengkak pada area yang disuntik, dan alergi. Umumnya kondisi-kondisi ini dapat reda dengan sendirinya. Namun tetap penting bagi orang tua untuk menginformasikan pada dokter jika anak memiliki alergi terhadap kandungan tertentu di dalam vaksin.
Pentingnya Imunisasi untuk Bayi Baru Lahir
Kementerian Kesehatan mencanangkan wajib imunisasi yang bertahap bagi bayi baru lahir hingga 18 tahun. Gunanya, tentu saja untuk melindungi buah hati pada masa tumbuh kembangnya dari penyakit-penyakit berbahaya.
Salah satu mitos yang paling banyak berkembang adalah bahwa imunisasi itu tidak penting dan hanya membuat bayi kesakitan karena demam. Nah, Ayah dan Bunda yang cerdas harus tahu bahwa demam ini justru pertanda bagus, hanya bersifat sementara, dan sangat menguntungkan si kecil dalam jangka panjang
Sederhananya, konsep imunisasi adalah menyuntikkan virus yang telah dilemahkan ke tubuh bayi agar tubuh anak menyesuaikan dan membentuk antibodi alami untuk menyerang balik virus tersebut. Sehingga ketika si anak dewasa dan terpapar virus sejenis, tubuhnya telah memiliki sistem pertahanan yang memadai.
Sebab demikian, demam pada anak pasca imunisasi justru adalah pertanda bagus. Artinya, vaksin itu telah bekerja dengan baik.
Mencermati Jadwal Imunisasi
Beberapa vaksin cukup diberikan sekali, tetapi sebagian lain perlu diulang setelah periode tertentu, agar tubuh terus mendapat perlindungan. Inilah mengapa penting bagi orang tua untuk mencermati dan menaati jadwal imunisasi keluarga.
Berikut jenis imunisasi yang tergabung dalam program pemerintah, dan didanai oleh pemerintah, bagi bayi di bawah usia 1 tahun di Indonesia:
Usia | Imunisasi |
0 – 24 jam | HBO (Mencegah Hepatitis B atau peradangan hati) |
1 bulan
| BCG (Mencegah TB dan radang otak) Polio Tetes 1 (Mencegah polio atau lumpuh permanen) |
2 bulan | – DPT-HB-Hib 1 (Mencegah difteri, infeksi bakteri parah pada hidung dan tenggorokan; tetanus, infeksi bakteri yang mengancam system syaraf; dan batuk keras 100 hari yang susah sembuh) – PCV 1 (Mencegah radang paru-paru dan radang selaput otak) – Polio tetes 2 (Mencegah polio atau lumpuh permanen) – Rotavirus 1 (Mencegah diare yang menyebabkan dehidrasi sampai kematian anak) |
3 bulan
| – Polio tetes 3 (Mencegah polio atau lumpuh permanen) – Rotavirus 2 (Mencegah diare yang menyebabkan dehidrasi sampai kematian anak) – DPT-HB-Hib 2 (Mencegah difteri, infeksi bakteri parah pada hidung dan tenggorokan; tetanus, infeksi bakteri yang mengancam sistem syaraf; dan batuk keras 100 hari yang susah sembuh) – PCV 2 (Mencegah radang paru-paru dan radang selaput otak) – Polio suntik 2 (Mencegah polio atau lumpuh permanen) |
4 bulan
| – Polio tetes 4 (Mencegah polio atau lumpuh permanen) – DPT-HB-Hib 3 (Mencegah difteri, infeksi bakteri parah pada hidung dan tenggorokan; tetanus, infeksi bakteri yang mengancam sistem syaraf; dan batuk keras 100 hari yang susah sembuh) – Rotavirus 3 (Mencegah diare yang menyebabkan dehidrasi sampai kematian anak) – Polio suntik 1 (Mencegah polio atau lumpuh permanen) |
9 bulan | – MR (Mencegah campak dan rubela atau ruam merah yang menyebabkan radang paru, radang otak, gizi buruk, sampai kematian anak) – Polio suntik 2 (Mencegah polio atau lumpuh permanen) |
10 Bulan
| JE (Mencegah peradangan otak)* |
12 bulan
| PCV 3 (Mencegah radang paru-paru dan radang selaput otak) |
18 bulan | – DPT-HB-Hib lanjutan (Mencegah difteri, infeksi bakteri parah pada hidung dan tenggorokan; tetanus, infeksi bakteri yang mengancam sistem syaraf; dan batuk keras 100 hari yang susah sembuh) – MR lanjutan (Mencegah campak dan rubela atau ruam merah yang menyebabkan radang paru, radang otak, gizi buruk, sampai kematian anak) |
Pada umumnya, imunisasi dasar dipenuhi saat anak berusia 1-4 tahun. Di masa ini juga biasanya dilakukan imunisasi ulangan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasar. Beberapa jenis imunisasi juga diulang lagi pada usia 5-12 tahun, sedangkan usia 13-18 tahun biasanya digunakan untuk imunisasi tambahan. Mendapatkan vaksin tepat waktu sesuai usianya sangat penting dilakukan. Jika terlambat, Anda bisa membuat jadwal imunisasi baru dengan dokter.
Selain itu, terdapat pula imunisasi yang dianjurkan untuk diberikan pada daerah endemis, seperti imunisasi japanese encephalitis, umumnya diberikan mulai usia 1 tahun, dan diulang pada usia 3 tahun. Vaksinasi Dengue untuk mencegah demam berdarah juga direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mulai usia 9 tahun, dalam 3 kali pemberian dengan jarak 6 bulan.
Di bawah ini adalah tabel jadwal imunisasi lengkap untuk anak, agar Anda dapat memeriksa kembali vaksin mana yang barangkali belum diberikan.
Jadwal Imunisasi Anak 0-18 tahun
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Saat ini Klinik IPB Dramaga telah membuka layanan imunisasi. Bawalah anak Anda secara berkala untuk diimunisasi sesuai jadwal yang disusun oleh program pemerintah. Vaksinasi atau imunisasi dinilai 90-100% efektif melindungi manusia dari serangan penyakit berbahaya. Bahkan jika vaksin tidak sepenuhnya melindungi dan infeksi tetap terjadi, gejala pada anak yang sudah diimunisasi tidak akan separah anak-anak lain yang sama sekali belum pernah mendapat vaksin. Konsultasikan lebih lanjut pada dokter atau bidan, untuk mendapatkan rekomendasi imunisasi yang tepat bagi Si Kecil.
Hal yang Perlu Anda Lakukan Bila Jadwal Imunisasi Anak Terlewat
Jika jadwal imunisasi anak terlewat, ada beberapa langkah yang perlu Anda lakukan:
- Menyimpan catatan
Simpan buku harian kesehatan khusus untuk melacak tanggal imunisasi anak. Dengan cara ini, Anda akan memiliki pengingat untuk setiap jadwal imunisasi yang sudah jatuh tempo.
- Konsultasikan dengan dokter atau bidan
Segera hubungi dokter atau bidan untuk mendiskusikan situasi ini. Dokter atau bidan akan memberikan panduan dan rekomendasi yang tepat berdasarkan kondisi khusus anak dan jenis imunisasi yang terlewat.
- Imunisasi berkelompok
Jika anak melewatkan beberapa jenis vaksin, dokter mungkin menyarankan vaksin tertentu secara bersamaan untuk mengejar ketinggalan. Ini memastikan anak terlindungi sesegera mungkin.
- Lakukan pemeriksaan teratur
Pemeriksaan kesehatan rutin diperlukan guna membantu memantau kesehatan anak dan memastikan jadwal imunisasi mereka berjalan sesuai rencana.
Ingat, imunisasi adalah bagian penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat. Cara ini juga berperan dalam melindungi mereka dari penyakit serius. Berikan perlindungan terbaik demi menciptakan Generasi Indonesia Sehat. Selamat Hari Anak dan Balita Nasional 2025.
Penulis : Nisa Nur Fitriani, S.Keb, Bd (Administator Kesehatan)
Referensi :
- https://mediapakuan.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-639218141/peringatan-hari-anak-balita-nasional-8-april-2025-fokus-pada-kesehatan-dan-perkembangan-balita
- https://www.alodokter.com/ibu-tepati-jadwal-imunisasi-demi-keselamatan-buah-hati
- https://ayosehat.kemkes.go.id/1000-hari-pertama-kehidupan/seputar-imunisasi
- https://www.halodoc.com/artikel/ini-jadwal-imunisasi-anak-menurut-rekomendasi-idai
- https://keluargaberimun.id/?utm_source=sem_cpc&utm_medium=sem_paidads&utm_campaign=siap_mudik&utm_id=digitalads&utm_term=depok&utm_content=video_v1&gad_source=1&gclid=Cj0KCQjw782_BhDjARIsABTv_JCskJlydYhbGPGMIlEyec9J_76lMHDpcnUfy6BQvgnoHYEu1PI9K-MaAi5fEALw_wcB
# Hari Anak Balita Nasional