Hari Malaria Sedunia

Hari Malaria Sedunia
# Hari Malaria Sedunia
Hari Malaria Sedunia diperingati setiap tanggal 25 April sebagai bentuk kampanye global untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya malaria. Peringatan ini juga bertujuan untuk mendorong upaya pencegahan, pengendalian, dan pengobatan malaria secara lebih efektif.
Menurut Laporan Malaria Dunia (2021), hampir separuh populasi dunia (87 negara) tinggal di wilayah berisiko tinggi penularan malaria. Di antara beberapa masalah kesehatan penting di dunia, malaria menjadi salah satunya. terutama di negara beriklim tropis, maupun subtropis seperti Indonesia. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk bebas Malaria tahun 2030 hal ini telah dituangkan dalam Prioritas Pembangunan Nasional 2020-2024. Prioritas Pembangunan Nasional ditujukan untuk mengharmonisasi seluruh sumber daya dalam menyiapkan generasi emas Indonesia 2045, dimana salah satu pilar Prioritas Pembangunan Nasional adalah membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Khusus untuk sektor kesehatan, salah satu upaya membangun sumber daya manusia tersebut adalah dengan menurunkan angka kematian bayi dan ibu serta pengendalian penyakit malaria (Renstra Kemenkes 2020-2024 ).
Mempertimbangkan pentingnya usaha ini, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Kantor Staf Presiden (KSP) telah menempatkan Program Eliminasi Malaria dalam pemantauan mereka karena penundaan untuk bebas dari malaria secepatnya dapat mengarah kepada kelelahan petugas kesehatan dan berpindahnya alokasi pendanaan untuk penyakit lain. Kemenkes melalui P2PM menyampaikan, malaria dapat dicegah dan dikendalikan dengan upaya pengendalian vektor serta penatalaksanaan kasus malaria yang tepat.
Terdapat tiga upaya pengendalian vektor malaria
- Membersihkan lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk dengan cara menggerakkan masyarakat untuk membersihkan lingkungan, melancarkan saluran air agar tidak tergenang, mengeringkan air yang tergenang, serta membersihkan lumut pada mata air dan danau.
Mengurangi populasi nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair dll.) di lagun, kali, kolam dan air tergenang lainnya, menebarkan larvasida/racun jentik serta menanam tanaman pengusir nyamuk seperti kecombrang, sereh, zodia, lavender dan marigold.
Menghindari gigitan nyamuk malaria dengan tidur menggunakan kelambu anti nyamuk, memakai obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada lobang angin/ventilasi rumah, menjauhkan kandang ternak dari rumah, memakai obat anti nyamuk oles (repelen), serta apabila keluar rumah pada malam hari, memakai pakaian yang dapat menutup badan seperti celana panjang, baju tangan panjang, sarung dan lain-lain.Sementara itu, tata laksana kasus malaria dapat melalui pemeriksaan laboratorium dengan cara pemeriksaan sediaan darah untuk penegakan diagnosis danpengobatan sesuai standar program nasional. Gejala malaria biasanya muncul dalam kurun waktu 10 hari hingga 15 hari setelah terinfeksi oleh gigitan nyamuk.
Tanda gejala malaria antara lain :
- Menggigil sedang sampai berat.
- Demam tinggi.
- Tubuh kelelahan.
- Banyak berkeringat.
- Sakit kepala.
- Mual disertai muntah.
- Diare
- Nyeri otot.
Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak negara, terutama di daerah tropis dan subtropis. Upaya untuk mengendalikan dan memberantas malaria terus dilakukan melalui program vaksinasi, peningkatan akses terhadap pengobatan, serta pendidikan kesehatan masyarakat tentang pencegahannya.
Penulis : Ns. Pratiwi Puji Lestaringsih, S.Kep (Ners Klinik IPB Dramaga)
Referensi :
Kementerian Kesehatan, 2022, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
P2PM-Kemenkes . 2024 Cegah dan Kendalikan Malaria diakses pada 24 April 2025
WHO.2024.Malaria.diakses pada 24 April 2025
# Hari Malaria Sedunia
# Hari Malaria Sedunia