Blog

Hari TBC Sedunia 2025: GIATKAN Indonesia, Harapan untuk Masa Depan

Hari Paru Sedunia 2025
Artikel Kesehatan

Hari TBC Sedunia 2025: GIATKAN Indonesia, Harapan untuk Masa Depan

Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia. Berdasarkan Global TB Report 2023, Indonesia berada di posisi kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak, setelah India, diikuti oleh Cina. Diperkirakan terdapat sekitar 1.060.000 kasus TBC dan 134.000 kematian akibat TBC setiap tahun di Indonesia, yang berarti ada 17 orang yang meninggal setiap jam akibat TBC. Angka ini menunjukkan betapa besar tantangan yang dihadapi dalam upaya menanggulangi TBC di Indonesia.

Penyebab tingginya kasus TBC di Indonesia antara lain adalah terbatasnya akses ke layanan kesehatan di daerah terpencil, tingginya angka kemiskinan, dan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengobatan lengkap dan tepat waktu. Selain itu, stigma yang melekat pada penyakit ini membuat banyak orang enggan memeriksakan diri atau melanjutkan pengobatan.

Setiap tahunnya, pada tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari TBC Sedunia. Hari TBC Sedunia adalah momen penting untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan partisipasi masyarakat global dalam penanggulangan tuberkulosis (TBC). Untuk Hari TBC Sedunia 2025, tema global yang diusung adalah “Yes We Can End TB: Commit, Invest, Deliver.” Merujuk pada tema global tersebut, dalam memperingati Hari TBC Sedunia 2025, Kementerian Kesehatan Indonesia mengangkat tema “GIATKAN: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata.” Gerakan ini menjadi seruan untuk semua pihak—baik pemerintah, masyarakat, lembaga kesehatan, maupun sektor swasta—untuk bersama-sama memerangi TBC agar dunia dapat terbebas dari penyakit ini.

Apa Itu Tuberkulosis (TBC)?

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti ginjal, tulang, sistem pencernaan, dan organ lainnya. Penyebaran TBC terjadi melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Bakteri TBC dapat tersebar di udara dan dihirup oleh orang lain, menjadikannya mudah menular di lingkungan yang padat atau dengan ventilasi yang buruk.

Siapa Saja yang Bisa Terinfeksi TBC?

Semua orang berisiko terinfeksi tuberkulosis (TBC), tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi, antara lain:

  1. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah: Orang dengan HIV/AIDS, diabetes, atau yang sedang menjalani pengobatan imunodepresan (misalnya pengobatan kanker) lebih berisiko terkena TBC.
  2. Paparan Langsung dengan Penderita TBC Aktif: Orang yang tinggal bersama penderita TBC atau bekerja di lingkungan berisiko tinggi (seperti rumah sakit) lebih rentan tertular.
  3. Kondisi Hidup yang Padat dan Kurang Ventilasi: Tinggal di tempat dengan kepadatan penduduk tinggi atau dengan ventilasi buruk meningkatkan risiko penularan TBC.
  4. Perokok dan Peminum Alkohol Berat: Merokok dan mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kerentanannya terhadap infeksi TBC.
  5. Orang yang Sering Bepergian ke Daerah dengan Prevalensi TBC Tinggi: Daerah tertentu, seperti beberapa negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin, memiliki tingkat penularan TBC yang lebih tinggi.

Gejala TBC

Gejala TBC bervariasi tergantung pada organ yang terinfeksi, tetapi beberapa gejala umum yang sering terjadi meliputi:

  • Batuk berdahak yang berlangsung lebih dari dua minggu
  • Demam, terutama pada malam hari
  • Keringat malam yang berlebihan tanpa aktivitas fisik
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Rasa lelah yang berkepanjangan

Pada beberapa orang, gejala TBC mungkin tidak muncul dengan jelas pada tahap awal, sehingga mereka tidak sadar terinfeksi. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Setiap orang yang mengalami gejala TBC, seperti batuk lebih dari dua minggu, harus segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Pengobatan TBC

TBC dapat sembuh dengan pengobatan yang tepat. Pengobatan TBC memerlukan waktu yang cukup lama dan melibatkan penggunaan beberapa jenis antibiotik secara bersamaan, biasanya selama 6 hingga 9 bulan. Pengobatan ini harus dilakukan secara rutin dan tuntas, bahkan jika penderita merasa sudah sembuh. Menghentikan pengobatan sebelum waktunya dapat menyebabkan TBC menjadi resisten terhadap obat. Penanganan yang terlambat atau tidak lengkap juga dapat menyebabkan komplikasi serius dan penularan lebih lanjut. Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mengurangi dampak penyakit ini.

Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Mencegah Terinfeksi TBC?

  1. Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin): Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap infeksi TBC paru dan juga memberikan perlindungan yang cukup baik terhadap bentuk TBC yang lebih serius pada anak-anak.
  2. Deteksi Dini: Jika mengalami gejala-gejala TBC, segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang cepat dan tepat.
  3. Pengobatan yang Tepat: Penderita TBC harus mematuhi pengobatan yang diresepkan oleh dokter hingga sembuh total untuk mencegah penularan.
  4. Menjaga Kebersihan: Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta memperbaiki ventilasi di rumah dan tempat kerja untuk mengurangi penyebaran bakteri.
  5. Menghindari Kontak dengan Penderita TBC Aktif: Jika Anda mengetahui seseorang yang menderita TBC, berusahalah untuk menjaga jarak dan mengenakan masker jika diperlukan.

Harapan untuk Masa Depan

GIATKAN bukan hanya sebuah gerakan, melainkan komitmen bersama untuk menciptakan Indonesia yang bebas TBC. Setiap individu memiliki peran penting dalam mengakhiri TBC. Peringatan Hari TBC Sedunia bukan hanya untuk mengenang perjuangan melawan penyakit ini, tetapi juga untuk mendorong aksi bersama dalam mengakhiri TBC di masa depan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Mari kita wujudkan Indonesia yang bebas TBC dengan penuh komitmen dan aksi nyata melalui edukasi, pengobatan, dan pencegahan. Mulai dari diri kita, keluarga, dan masyarakat sekitar, kita dapat menjadi bagian dari gerakan besar ini.

Ayo GIATKAN Indonesia untuk Akhiri TBC!

Penulis: dr. Isra Yasha Utami (Dokter Umum Klinik IPB Dramaga)

Daftar Pustaka:

  1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2021. Panduan Umum Praktik Klinis Penyakit Paru dan Pernapasan. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2025. Surat Edaran tentang Peringatan Hari TBC Sedunia. Februari. Diakses 17 Maret 2025. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2025/02/Surat-Edaran-tentang-Peringatan-Hari-TBC-Sedunia.pdf.
  3. Yayasan Stop TB Partnership Indonesia. 2025. “Semarakkan Hari TBC Sedunia 2025 melalui Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata (GIATKAN).” Diakses 17 Maret 2025. https://www.tbindonesia.or.id/semarakan-hari-tbc-sedunia-2025-melalui-gerakan-indonesia-akhiri-tuberkulosis-dengan-komitmen-dan-aksi-nyata-giatkan/.

 

#HTBS2025
#GIATKAN2025
#GerakanIndonesiaAkhiriTBC
#KomitmenDanAksiNyataTBC
#YesWeCanEndTB
#EliminasiTBC2030

#KlinikIPB #IPBUniversity

Recent Posts

Categories