Blog

Apa itu Hipertensi?

project SDIT
Artikel Kesehatan

Apa itu Hipertensi?

Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA mengatakan kalau seseorang menderita hipertensi dan tidak dikontrol akan menjadi kontributor tunggal yang utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal pada Jump Pers dalam rangka Hari Hipertensi Sedunia tahun 2021 di Jakarta

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, sering disebut sebagai “the silent killer karena sering tanpa keluhan. Hipertensi menjadi kontributor tunggal utama untuk penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke di Indonesia.

Seseorang didiagnosis hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan hasil tekanan sistol (angka yang pertama) ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan diastol (angka yang kedua) ≥ 90 mmHg pada lebih dari 1(satu) kali kunjungan.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%. Ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8%. Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis.

Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA mengatakan kalau seseorang menderita hipertensi dan tidak dikontrol akan menjadi kontributor tunggal yang utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

“Setiap peningkatan darah 20/10 mm Hg akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner 2 kali lebih tinggi,” katanya pada konferensi pers Hari Hipertensi Sedunia secara virtual, Kamis (6/5).

Pencegahan

1. Menjaga pola makan sehat: Konsumsi makanan yang rendah garam dan kaya akan nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan produk susu rendah lemak. Batasi konsumsi makanan olahan yang tinggi garam, gula, dan lemak jenuh.

2. Mengurangi konsumsi alkohol: Jika Anda minum alkohol, batasi jumlah asupan Anda. Pria sebaiknya membatasi hingga 2 minuman per hari, sedangkan wanita hingga 1 minuman per hari. Jika Anda memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi, sebaiknya menghindari alkohol sama sekali.

3. Berolahraga secara teratur: Lakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berlari, berenang, atau bersepeda selama minimal 150 menit setiap minggu. Olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, mengurangi stres, dan meningkatkan kesehatan jantung dan sirkulasi darah.

4. Menjaga berat badan yang sehat: Berupaya menjaga berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan dan usia Anda. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi.

5. Mengelola stres: Stres dapat memengaruhi tekanan darah. Temukan cara yang efektif untuk mengelola stres, seperti melalui relaksasi, meditasi, yoga, atau hobi yang menyenangkan.

6. Hindari merokok: Jika Anda merokok, berhenti sekarang juga. Merokok dapat merusak dinding arteri dan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi.

7. Periksakan tekanan darah secara teratur: Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin dapat membantu memantau kondisi Anda. Jika tekanan darah Anda cenderung tinggi, berkonsultasilah dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.

Perlu Dikontrol

Jika seseorang mengalami hipertensi, maka upaya yang harus dilakukan adalah mengontrol tekanan darah. Masyarakat diimbau melakukan cek tekanan darah di fasilitas kesehatan terdekat.

Kalau pasien yang sudah hipertensi diharapkan segera mengunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan dan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mengontrol hipertensi.

“Kalau individu itu sudah mendapatkan obat dan sudah tahu tekanan darahnya harus diturunkan berapa maka selanjutnya minum obat terus walaupun tekanan darahnya sudah mencapai target.

Hipertensi adalah penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan. Jadi kalau seseorang tekanan darahnya sudah mencapai target bukan berarti dia sembuh, tapi terkontrol. Kalau sudah terkontrol maka diharapkan penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal, risikonya akan menurun.

“Yang penting kalau kita bisa mengontrol tekanan darah maka risiko untuk terjadinya stroke dan kematian akibat stroke akan turun 30 sampai 40%,” ucap Erwinanto.

Upaya pemerintah untuk mengelola hipertensi di masyarakat dengan promosi kesehatan, deteksi dini, dan penanganan kasus. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr. Cut Putri Arainie mengatakan yang paling penting adalah mencegah dari faktor resiko.

“Begitu ada faktor risiko segera ubah perilaku, karena kalau sudah ada penyakit tidak menular termasuk hipertensi itu hanya bisa dikontrol sepanjang usia, sepanjang itu juga dia harus patuh minum obat sesuai anjuran dokter,” kata dr. Cut.

Sumber : www.p2ptm.kemkes.go.id

Recent Posts

Categories