Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) : Make Lupus Visible

Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) : Make Lupus Visible
# Hari Lupus Sedunia
Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalah salah satu jenis penyakit autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan asing, malah menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Lupus dapat menyebabkan peradangan yang bisa terjadi diberbagai organ tubuh, tidak hanya disatu area. Gejala dan keparahan lupus pun berbeda-beda pada setiap orang, bahkan bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu. Lupus sering disebut dengan penyakit seribu wajah, karena lupus bisa menyerupai berbagai penyakit lain, sehingga diagnosisnya bisa sulit dan seringkali terlambat.
Secara global, prevalensi lupus diperkirakan sekitar 43,7 per 100.000 orang, dengan total penderita mencapai sekitar 3,41 juta orang (Tian, Jingru et al (2023)). Adapun prevalensi lupus di Indonesia diperkirakan sebesar 0,5% dengan jumlah penyandang lebih dari 1,3 juta orang. Penyakit ini dominan terjadi pada perempuan usia reproduksi 15-45 tahun dibandingkan pria, dengan peningkatan insidensi hampir tiga kali lipat dalam 40 tahun terakhir. (Kemenkes (2024)).
Bagaimana Lupus bisa terjadi ?
- Faktor Genetik
Pada faktor genetik: jumlah penderita dan usia anggota keluarga yang menderita penyakit autoimun sangat menentukan frekuensi autoimun pada keluarga tersebut.
- Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya lupus , antara lain:
- Hormon
Hormon estrogen dapat merangsang sistem imun tubuh dan penyakit ini sering terjadi pada perempuan terutama saat usia reproduktif dimana terdapat kadar estrogen yang tinggi.
- Obat-obatan
Beberapa obat dapat menyebabkan terjadinya gangguan sistem imun melalui mekanisme molecular mimicry, yaitu molekul obat memiliki struktur yang sama dengan molekul di dalam tubuh sehingga menyebabkan gangguan toleransi imun.
- Infeksi
Infeksi dapat memicu respon imun dan pelepasan isi sel yang rusak akibat infeksi dan dapat meningkatkan respon imun sehingga menyebabkan penyakit autoimun.
- Paparan sinar ultraviolet
Adanya paparan sinar ultraviolet dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel kulit serta berkaitan dengan foto sensitivitas pada penderita
Tanda dan Gejala Lupus
1. Ruam Kulit (“butterfly rash” atau “malar rash”)
2. Kelelahan Berat
3. Nyeri, pembengkakan dan kekakuan pada Sendi dan Otot
4. Penurunan berat badan tanpa diet atau olahraga
5. Gangguan pada organ tubuh lainnya, seperti ginjal, jantung, paru-paru dan otak, menyebabkan gejala yang berbeda-beda tergantung pada organ yang terkena.
Bagaimana Pencegahan Lupus ?
1. Pola Hidup Sehat
Menerapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, mengelola stres, dan menjaga kebersihan diri dapat membantu mempertahankan kesehatan tubuh dan mengurangi risiko terjadinya lupus.
2. Penghindaran Pemicu
Menghindari faktor pemicu yang dapat memicu gejala lupus seperti sinar matahari berlebihan, infeksi, dan obat-obatan tertentu juga dapat membantu mengurangi risiko serangan lupus.
3. Pemeriksaan Teratur
Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan memantau kondisi tubuh secara berkala dapat membantu mendeteksi dini tanda-tanda lupus. Untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini lupus, Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program SALURI (Periksa Lupus Sendiri) pada tahun 2025. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat mengenali gejala lupus sejak dini dan mendorong mereka untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan .
Bagaimana Pengobatan Lupus ?
1. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
Digunakan untuk mengurangi nyeri, pembengkakan, dan demam yang disebabkan oleh lupus.
2. Obat Kortikosteroid
Dapat digunakan dalam bentuk pil, suntikan, atau krim untuk mengurangi peradangan pada organ tubuh yang terkena lupus.
3. Obat Imunosupresan
Digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang berlebihan pada lupus. Obat ini membantu mengendalikan peradangan dan mencegah kerusakan organ.
4. Obat Antimalaria
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati malaria juga efektif dalam mengontrol gejala lupus, terutama pada kulit dan sendi.
Apa saja Komplikasi Lupus ?
Lupus yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang mempengaruhi organ tubuh. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada lupus, antara lain:
1. Kerusakan Organ
Lupus yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ penting seperti ginjal, jantung, paru-paru, dan otak.
2. Gangguan Kehamilan
Wanita dengan lupus memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi saat hamil, seperti: keguguran, pertumbuhan janin terhambat, dan preeklampsia.
3. Infeksi
Sistem kekebalan tubuh yang terganggu pada lupus dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri, virus, atau jamur.
4. Gangguan Kesehatan Mental
Lupus yang kronis dan gejalanya yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dapat menyebabkan stres, depresi, dan kecemasan.
Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat menyerang berbagai organ tubuh dan mempengaruhi kualitas hidup penderitanya secara signifikan. Meskipun belum ditemukan obat yang benar-benar menyembuhkan, pengelolaan yang tepat melalui pengobatan rutin, deteksi dini, dan dukungan psikososial dapat membantu penderita menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif.
Pada tahun 2025, tema Hari Lupus Sedunia adalah “Make Lupus Visible”. Tema ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang lupus, penyakit autoimun kronis yang sering tidak terlihat namun memiliki dampak signifikan pada penderitanya. Melalui tema ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami gejala, tantangan, dan kebutuhan dukungan bagi mereka yang hidup dengan lupus agar mereka tidak merasa sendiri dalam perjuangan melawan penyakit ini.
Penulis : Ns. Aprilia Siti Solehat, S.Kep (Ners Klinik IPB)
Referensi:
Tian, Jingru, et al (2023). Global epidemiology of systemic lupus erythematosus: a comprehensive systematic analysis and modelling study. Annals of the Rheumatic Diseases. Volume 82, Issue 3, Marcg 2023, Pages 351-356. Sciencedirect : https://doi.org/10.1136/ard02022-223035
Kemenkes.2024. Kemenkes Tingkatkan Upaya Deteksi Dini Lupus Melalui Program SALURI. Di akses pada 8 Mei 2025
# Hari Lupus Sedunia
# Hari Lupus Sedunia